ANGGARAN
MODAL ( CAPITAL BUDGETING)
Pengertian
Capital
Budgeting adalah merupakan proses evaluasi
dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi
tujuan perusahaan. Definisi Capital
Budgeting “Capital Budgeting is the
Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the
firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi
juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari
pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital
Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the entire
process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.
Sebagai
konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan
menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi
tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa
yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi
terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi
internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai
dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling
tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed
assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too,
financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai
alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa
penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset
tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang
potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang
diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih
metoda pembiayaan yang paling baik.
-. Anggaran (budget) adalah sebuah
rencana rinci yg memproyeksikan aliran
kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan
datang.
-. Capital
budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
-.
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa
proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
-. Proses
mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih
dari 1 tahun.
*.
Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan
penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga
perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran
modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan
aktiva.
3. Pengeluaran
modal sangatlah penting
*. Motif Capital Budgeting
l Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
l Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak
efisien
l
Modernisasi
atas aktiva tetap
*. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN
MODAL
• Penambahan
dan perluasan fasilitas
• Produk
baru
• Inovasi
dan perluasan produk
• Penggantian
(replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b)
penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
• Menyewa/membuat
atau membeli
• Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan
pemerintah, lingkungan, dan keamanan
• Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program
pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus
kas masuk.
*. PRINSIP
DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
• Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip
yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal
revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti
bahwa perusahaan harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga
perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya.
Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah
mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi
petunjuk tentang upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna
membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam
atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang
dapat diperoleh
*. Jenis Proyek
-. Independent
project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi
usulan proyek lainnya).
-. Mutually
exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu
proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
*. Ketersediaan Dana
l Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih
semua independen project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
l
Jika
dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan
mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
Proses Capital Budgeting
Proses Capital
Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
(1)
Pembuatan Proposal
Proposal
penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi
bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan
penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
(2)
Kajian dan Analisa
Proposal
penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a)
mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk
mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang
diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai.
Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash
flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai
macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan
rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.
(3)
Pengambilan Keputusan
Besarnya
sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.
Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai
dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan
keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang
dikeluarkan.
(4)
Implementasi
Ketika
sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi
segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan
pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar,
dibutuhkan pengawasan yang ketat.
(5)
Follow Up (tindak lanjut)
Setelah
diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan
yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital.
Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus
segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan
benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Setiap
langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian
dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan
waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up
juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga
perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.
Jenis-jenis Investasi
Investasi
dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar perusahaan yakni
semakin tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi tersebut. Investasi
tersebut terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Definisi investasi
sebagai berikut: “The commitment of funds to one of more assets that will be
held over some future time period”. Definisi tersebut
mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk menjadi satu
atau lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu di masa
yang akan datang. Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi
sebagai berikut:
a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on
some issuer
b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate
c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and
cheaply traded in organized markets.
Rasionalisasi Modal
Persoalan rasionalisasi
modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat batasan dana yang
tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi. Oleh karena itu
kita perlu memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai dari
anggaran yang tersedia dengan tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk itu
perlu diperhatikan dua sifat umum dari berbagai investasi tersebut, diantaranya
dikemukakan adalah:
a. Independent projects yakni proyek yang cash
flownya tidak berhubungan atau tidak tergantung diantara satu proyek dengan
proyek lainnya. Penerimaan atas salah satu proyek dengan alasan tertentu tidak
akan mengeliminasi proyek lainnya. Apabila sebuah perusahaan memiliki banyak
anggaran dana yang tersedia untuk diinvestasikan, kriteria penerimaan atas
proyek akan lebih mudah. Semua pilihan investasi yang menghasilkan keuntungan
yang paling besar akan langsung dapat diterima.
b. Mutually exclusive project adalah proyek yang
memiliki fungsi yang sama dan bersaing satu sama lainnya. Penerimaan suatu
proyek akan mengeliminir proyek lainnya yang setara.
Cash
Flow dan
Metode Investasi
a. Initial
Investment
Batasan investasi awal
sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang dipertimbangkan ketika
mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal. Investasi awal (initial
invesment) dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni waktu ketika
anggaran dikeluarkan. Investasi awal diperhitungkan dengan mengurangi semua cash
inflow yang terjadi pada saat ‘time zero’ dengan seluruh cash
outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar untuk
menentukan investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya
instalasi dikurangi pajak penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial
Invesment yakni sebagai berikut:
“The
basic Format for Determining Initial Investment
Installed
cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax proceeds
from sale of sold assets”.
Dengan
adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan merubah Net
Working Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu perusahaan. Apabila
sebuah perusahaan bermaksud membeli kapal dalam rangka ekspansi maka baik level
produksinya, atau tingkat kas, piutang, persediaan, maupun hutang dagangnya
akan meningkat. Perbedaan antara perubahan aset lancar dengan perubahan hutang
lancar merupakan perubahan Net Working Capital. Secara umum apabila aset
lancar meningkat lebih besar dibandingkan hutang lancar akan menghasilkan
peningkatan NWC, begitupun sebaliknya.
b. Cash
Flow
Salah
satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah mengadakan
estimasi dari pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi tersebut pada
masa yang akan datang. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif penganggaran
barang modal/investasi, perusahaan harus menentukan cash flow yang
sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih dari suatu investasi.
Untuk
keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh modal sendiri
aliran kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan penyusutan dan
diperhitungkan sesudah pajak. Namun apabila dibiayai dengan modal pinjaman maka
aliran kas bersih adalah sebelum dibebani penyusutan, bunga dan diperhitungkan
setelah pajak.
Selanjutnya pengertian arus kas “The
netral net cash, as opposed to accounting net income, that flows into (or out
of) a firm during some specified period”.
Analisa cash flow
perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk melihat sejauh mana
aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana yang diinvestasikan
untuk menggerakkan kegiatan operasional perusahaan.
Setiap
cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di
dalamnya terdapat 3 komponen dasar yakni (1) investasi awal, (2) Cash inflow
dan (3) terminal cash flow.
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu:
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu:
1. Aliran kas keluar neto (Net
Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk neto
tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai hasil dari investasi
baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash Proceeds” atau
cukup dengan istilah “Proceeds”.
Arus kas untuk tujuan capital
budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal
perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut
sama dengan laba sebelum bunga dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika
perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban penyusutan non kas. Rumusannya
adalah sebagai berikut:
Cash
Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi
Dimana :
EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak
T = Pajak
penghasilan perusahaan
Depr = Beban Penyusutan
Rumusan tersebut berlaku
untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan memiliki hutang
maka rumusannya adalah :
Cash Flow = NI +
Depr + rD (1 – T)
Dimana:
NI = Net Income
rD = Interest expense (biaya bunga bank)
Perkiraan cash flow
merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting, yakni
sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan
perhitungan yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu
mendekati perkiraan cash flow yang dilaksanakan perusahaan. Dengan
demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting akan
memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi.
Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
Metode yang dapat
digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal
untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan
metode discounted cash flow. Di dalam
metode convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai
profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average
rate of return (ARR), sedangkan dalam metode discounted cash flow
dikenal dua macam tolak ukur profitabilitas yakni Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index.
Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted cash
flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of
money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value
of money.
a.
Payback Period
Metode
payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang
diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash
inflow. Definisi payback period sebagai
berikut: The payback period is the exact amount of time required for the
firm to recover its initial investment in a project as calculated from cash
inflow”.
Payback period diperhitungkan dengan
membagi investasi dengan cash inflow tahunan. Kriteria terhadap
penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini adalah
diterima apabila payback period yang diterima yang diperoleh lebih
singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu payback period
yang sebelumnya telah ditentukan.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing
proyek sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
*. Perhitungannya
Proyek A =
-100.000 – (50.000
+ 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan
(10/30 x 12 bulan)
Proyek B =
-100.000 – (10.000
+ 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan)
Keputusannya
pemilihan proyek :
Proyek A, karena
memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek
b.
Net Present Value
Secara
eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan
teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah present
value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discount
rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial
cash outflow). Net Present Value yaitu: “The Net Present
Value is found by subtracting a project’s initial investment from the present
value of its cash inflows discounted at a rate equal to the firm’s cost of
capital”.
n
NPV = Σ CFt /(1 +
k)t – Io
t = 1
|
t
Dimana:
CFt =
Net Cash Flow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k =
Tingkat Diskonto
t =
Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0 = Initial Outlays (Nilai investasi awal)
Kelebihan
metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi
barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai
sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat
diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas.
Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya
merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai
proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena
dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima
apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV
negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak
semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan
keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya
terbatas.
Contoh
:
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A
dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually
exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Diketahui discount rate 10%
Adapun aliran kas bersih dari
masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
Jawaban :
l
Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1
= 45.455
l
Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2
= 33.058
l
Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3
= 22.539
l
Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4
= 13.660
l
Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 = 20.921
l
Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
l
Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
l
Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
l
Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
l
Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 = 10.507
Tahun
|
PV Proyek A
|
PV Proyek B
|
0
|
- 100.000
|
- 100.000
|
1
|
45.455
|
9.091
|
2
|
33.058
|
24.793
|
3
|
22.539
|
30.053
|
4
|
13.660
|
34.151
|
5
|
6.209
|
12.419
|
NPV
|
20.921
|
10.507
|
Keputusan :
Proyek A, karena memiliki nilai lebih besar dibandingkan
proyek B, walaupun keduanya memiliki nilai NPV > 0
c.
Internal
Rate of Return (IRR)
Metode ini mungkin
merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam
mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi
Internal Rate of Return adalah: “The Internal Rate of Return
(IRR) is the discount rate that equates the present value of cash inflows with
the initial investment associated with a project”.
Dijelaskan bahwa IRR
merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash
inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR
adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga
menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari
investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek
investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return adalah
apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost of capital,
sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek
tersebut ditolak.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A
dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually
exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek
sebagai berikut:
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
0
|
-100.000
|
-100.000
|
1
|
50.000
|
10.000
|
2
|
40.000
|
30.000
|
3
|
30.000
|
40.000
|
4
|
20.000
|
50.000
|
5
|
10.000
|
20.000
|
Jawaban :
(Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 20% dan 21%)
l
Menggunakan discount rate sebesar 20%
PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44)
+ (30.000/1.728) + (20.000/2.0736) +
(10000/2.4883) = 100.470
l
Menggunakan discount rate sebesar 21%
PV Cashflow A = (50.000/1.21) +
(40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) + (20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763
Jawaban :
(Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 18% dan 23%)
l
Menggunakan discount rate sebesar 18%
PV Cashflow A = (50.000/1.18) +
(40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) +
(20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047
l
Menggunakan discount rate sebesar 23%
PV Cashflow A = (50.000/1.23) +
(40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) + (20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502
l
Menggunakan Interpolasi untuk mencari present
value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047)
IRR proyek A
= 18% + {(104.047 - 100.000)/(104.047 - 95.502)} {5%}
IRR proyek A
= 18% + 2,368%
IRR proyek A
= 20.368%
Contoh IRR Proyek A
Tahun
|
PVIF(20%)
|
PV Proyek A
|
PVIF(21%)
|
PV Proyek A
|
1
|
1,2
|
41.667
|
1,21
|
41.322
|
2
|
1,44
|
27.778
|
1,4641
|
27.321
|
3
|
1,728
|
17.361
|
1,7716
|
16.934
|
4
|
2,0736
|
9.645
|
2,1436
|
9.330
|
5
|
2,4883
|
4.019
|
2,5937
|
3.855
|
PV
|
100.470
|
98.762
|
Melalui interpolasi diperoleh IRR Proyek A = 20,275%
Jawaban :
l
Menggunakan discount rate sebesar 14%
PV Cashflow B = (10.000/1.14) +
(30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) = 98.848
l
Menggunakan discount rate sebesar 13%
PV Cashflow B = (10.000/1.13) +
(30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587
l
Menggunakan Interpolasi untuk mencari present
value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 98.848 dengan 101.587)
IRR proyek B
= 13% + {(101.587 - 100.000)/(101.587 - 98.848)} {1%}
IRR proyek B
= 13% + 0.579%
IRR proyek B
= 13.579%
Contoh (IRR Ã Proyek B)
Tahun
|
PVIF(14%)
|
PV Proyek B
|
PVIF(13%)
|
PV Proyek B
|
1
|
1,14
|
8.772
|
1,13
|
8.850
|
2
|
1,2996
|
23.084
|
1,2769
|
23.494
|
3
|
1,4815
|
27.000
|
1,4429
|
27.722
|
4
|
1,6889
|
29.605
|
1,6305
|
30.665
|
5
|
1,9254
|
10.387
|
1,8424
|
10.856
|
Proyek Yang dipilih :
Proyek A, karena memiliki
tingkat rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B
Perbandingan Metode Capital Budgeting
Metode
|
Proyek A
|
Proyek B
|
Payback Period
|
2 tahun 4 bulan
|
3 tahun 5 bulan
|
NPV
|
20.921
|
10.507
|
IRR
|
20,275%
|
13,579%
|
**.
Latihan Soal **
Tahun
|
Aliran
Kas
|
|
Proyek
A
|
Proyek
B
|
|
0
|
-
48.000
|
-
48.000
|
1
|
17.000
|
13.000
|
2
|
17.000
|
14.000
|
3
|
17.000
|
15.000
|
4
|
17.000
|
16.000
|
5
|
17.000
|
17.000
|
*. Bila diketahui discount rate 8%
a)
Hitunglah Payback Period masing-masing proyek !
b)
Hitunglah NPV masing-masing proyek !
c)
Hitunglah IRR masing-masing proyek !
d) Proyek Manakah yang dipilih dari
masing-masing metode penilaian ?
Jelaskan alasan anda !
Silahkan Download bagi yang membutuhkan File mentah Word nya :
0 komentar:
Post a Comment