Kasus kejahatan oleh Geng Sepeda Motor akhir-akhir ini
sangat meresahkan masyarakat. Siapa pun yang terlibat di dalamnya, entah oknum
aparat atau bukan, aksi anarkis hingga mengambil nyawa orang merupakan aksi
kriminal yang sudah tak bisa ditolerir.
Secara tak langsung, masalah ini mempunyai efek buruk
terhadap pendidikan generasi penerus bangsa ini. Jangan sampai anak-anak
mencontoh kelakuan anggota geng tersebut yang sungguh biadab.
Ternyata, Geng Sepeda Motor sudah ada di Jakarta sejak tahun
1915. Kala itu namanya Motorfietsrijders te Batavia.
Menurut catatan Koninlijk Instituut voor Taal, Land en
Volkenkunde (KITLV), sepeda motor masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh
seorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter pada tahun 1893.
Sehari-hari J.C. Potter bekerja sebagai Masinis Pertama di
pabrik gula Oemboel (baca: Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.
J.C. Potter juga dikenal sebagai penjual mobil yang mendapat
kepercayaan Sunan Solo untuk mengurusi pengiriman mobil pertamanya dari Eropa.
Dalam buku "Krèta Sètan (de duivelswagen)"
dikisahkan bagaimana John C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke
pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum
mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia.
Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di Indonesia yang
menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal yang menarik apabila kita
mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut.
Untuk diketahui, sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen)
lahir di Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach tetapi
belum dijual untuk umum. Tahun 1893, sepeda motor pertama yang dijual untuk
umum dibuat oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen,
Jerman. Sepeda motor ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1895
ketika seorang pemain sirkus asal Perancis membawanya ke New York.
Jadi, meski yang membawanya bukan orang pribumi Indonesia,
tetapi sebuah hal yang luar biasa ketika sepeda motor komersial pertama di
dunia ternyata langsung dikirim ke Indonesia pada tahun pertama pembuatannya.
Terlebih lagi, baru dua tahun kemudian sepeda motor komersial pertama tersebut
masuk Amerika Serikat. Jadi, sepeda motor yang pertama kali masuk Indonesia
merupakan sepeda motor pertama di dunia juga.
Sepeda motor ini tidak menggunakan rantai dan roda belakang
digerakkan langsung oleh kruk as (crankshaft).
Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial
pertama di dunia ini sudah mengusung teknologi yang sampai saat ini masih
dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air,
dan berkapasitas mesin besar yaitu 1.500 cc dengan bahan bakar bensin atau
nafta.
Namun, meski bermesin besar tetapi tenaga kuda yang
dihasilkan hanya 2,5HP saja pada 240rpm. Selain itu, sepeda motor ini belum
menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu),
belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel listrik. Diperlukan waktu
sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.
Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan
rusak di garasi di kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40
tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan berkarat. Atas bantuan
montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu
direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan di kantor redaksi mingguan
De Motor.
Sepeda motor antik itu diboyong ke Museum Lalu Lintas
(Museum Polisi) di Surabaya yang kemudian pada tahun 1934 disumbangkan ke
Museum Negeri Mpu Tantular di Sidoarjo dengan nomer inventaris 10.81 kategori
IPTEK namun memberikan deskripsi yang berbeda, yaitu sebagai sepeda motor uap
merk Daimler.
Pada 1899, di negeri ini juga sudah hadir sepeda motor
listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai, yang bernama De Dion
Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga
digunakan untuk menarik wagon penumpang.
Sepeda motor De Dion Bouton cukup terkenal di masanya.Sepeda
motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon
yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan
dan digunakan pada merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri,
diantaranya adalah Ariel Motorcycles di Inggris.
Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari
Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough
Superior, Henderson, sampai Norton.
Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat
dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun
waktu dari tahun 1916 – 1926.
R.S Stockvis & Zonnen Ltd merupakan salah satu
perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga
mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika).
Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta juga
terlihat mempunyai sepeda motor dan beberapa buah mobil. Pada masa itu, memang
hanya orang Belanda dan Inggris serta disusul pribumi ningrat yang mempunyai
kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal.
Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor
pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya
adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula.
0 komentar:
Post a Comment