Nama : Fajar Rahmana
Kelas : 3EB18
NPM : 22211643
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Tugas : Artikel Deduktif
Maskapai PT Merpati
Nusantara Airlines (Persero) saat ini tengah menghadapi kesulitan keuangan.
Para petinggi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kabarnya
merekomendasi Merpati ditutup. Maskapai pelat merah ini memang telah
berulang-ulang memperoleh suntikan dana dalam bentuk penyertaan modal negara
(PMN). Namun hingga saat ini kinerja keuangannya saat ini masih belum membaik.
Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan pun menegaskan kondisi keuangan PT Merpati
Nusantara Airlines (MNA) sudah sangat parah. Jalan satu-satunya hanya
merestrukturisasi utang dengan mengkonversinya menjadi saham. Pasalnya
berbagai solusi penyelematan Merpati sudah ditempuh. Termasuk mengganti
direktur utama sebanyak 3 kali. Namun kondisi keuangan Merpati tidak banyak
berubah. "Ini sulit karena utang banyak. Saya hari ini sampaikan ke
Menkeu. Nggak ada jalan selamatkan Merpati kecuali restruktisaisi utang. Itu
saya perjuangkan kalau minta PMN nggak," ucap Dahlan di Kementerian BUMN,
Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Kementerian
BUMN dalam program restrukturisasi Merpati sudah memiliki kajian konversi utang
menjadi saham, namun harus mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan selaku
kuasa pemegang saham. "Kami tidak bisa memutuskan konversi
saham, tanpa ada lampu hijau dari Menkeu," tegas Dahlan. Menurut catatan,
utang Merpati saat ini mencapai sekitar Rp6 triliun dan diperkirakan terus
membengkak sejalan dengan kewajiban-kewajiban yang masih harus dipenuhi. Kewajiban
Merpati kepada sejumlah perusahaan meliputi PT Pertamina, PT Angkasa Pura I, PT
Angkasa Pura II, serta PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Selain itu perseroan
juga memiliki kewajiban dalam bentuk penerusan pinjaman (subsidiary loan
agreement/SLA) kepada pemerintah, dan utang kepada swasta dan kepada para
lessor (perusahaan penyewaan pesawat). Untuk
itu tambah mantan Dirut PT PLN ini, Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi
dan Perencanaan Strategis diminta untuk terus memantau dan menunggu respon
lebih lanjut dari Kementerian Keuangan.
Catatan :
Kalimat Bold adalah Kalimat Utama
Daftar Pustaka :
http://finance.detik.com/read/2013/11/08/213928/2408075/1036/utang-merpati-rp-65-t-dahlan-kalau-cari-uang-tak-ada-yang-percaya
http://finance.detik.com/read/2013/11/01/164240/2401728/1036/petinggi-kementerian-bumn-usul-merpati-ditutup-saja
http://finance.detik.com/read/2013/11/01/173216/2401802/1036/merpati-sudah-kritis-kecuali-restrukturisasi-utang
http://www.antaranews.com/berita/403174/dahlan-temui-chatib-minta-persetujuan-restrukturisasi-merpati
http://www.antaranews.com/berita/403174/dahlan-temui-chatib-minta-persetujuan-restrukturisasi-merpati
0 komentar:
Post a Comment