Susu sudah lama dikenal manusia sebagai
minuman bergizi, namun apa sih sebenarnya susu itu? Ya, minuman yang satu ini
memang sudah sangat akrab di telinga manusia, bahkan sejak lahir pun yang
pertama kali dikonsumsi oleh manusia yaitu air susu ibu (ASI). Produksi ASI ini
terbatas sehingga manusia hanya bisa mengonsumsi ASI maksimal sampai berumur 2
tahun. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuhnya, manusia menggunakan susu
yang berasal dari hewan. Oleh karena itu, definisi susu yang saat ini dikenal
masyarakat pada umumnya adalah cairan bergizi tinggi berasal dari hewan yang
mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu terdapat pada ambing susu hewan betina.
Jenis Susu
Semua jenis hewan yang mempunyai
kelenjar susu dapat menghasilkan susu, tetapi susu yang biasa dikonsumsi oleh
manusia hanya beberapa jenis. Pada umumnya manusia mengonsumsi susu yang
berasal dari hewan yang mudah diternakkan, dan bisa menghasilkan susu dalam
jangka waktu yang relatif lama dengan jumlah yang banyak.
Jenis susu tersebut di antaranya yaitu
susu sapi, susu domba atau kambing, susu kuda, susu keledai, susu unta, dan
susu yak. Susu sapi merupakan yang paling umum dikonsumsi karena produksinya cukup
tinggi dibandingkan dengan susu dari hewan lainnya. Bahkan sapi yang
berkualitas tinggi seperti “Friesian Holstein” di Indonesia dapat menghasilkan
sampai 10 liter per hari selama kurang lebih 10 bulan (masa laktasi).
Susu kambing banyak dikonsumsi untuk
menggantikan susu sapi oleh orang yang alergi terhadap susu sapi. Alergi
biasanya disebabkan karena orang tersebut tidak atau sedikit menghasilkan enzim
laktase yang berguna untuk mencerna laktosa yang terkandung dalam susu sapi.
Susu kambing memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan susu sapi yaitu lebih mudah dicerna. Hal ini disebabkan
karena asam-asam lemaknya memiliki rantai lebih pendek dan ukuran butiran
lemaknya lebih kecil. Produksi susu ini hanya berkisar 1-3 kg per hari selama
masa laktasi (sekitar 10 bulan).
Susu kuda tidak umum dikonsumsi setiap
hari. Hal ini disebabkan karena rasanya yang asam, dan harganya pun relatif
lebih mahal dibandingkan susu jenis lainnya. Biasanya susu kuda digunakan untuk
membantu proses penyembuhan berbagai penyakit. Susu kuda dipercaya dapat
menyembuhkan penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker
payudara. Akan tetapi, penelitian secara khusus mengenai hal tersebut belum
dilakukan.
Menurut Dr. Hermana MSc APU peneliti
utama pada Puslitbang Gizi Depkes RI, susu kuda cocok jika dikonsumsi bayi
karena kandungannya mendekati ASI. Selain itu, kadar casein, laktosa, lemak,
protein, dan mineral, serta komposisi asam lemaknya terdiri atas asam lemak
rantai pendek yang mudah diserap.
Susu keledai tidak banyak dikonsumsi
oleh manusia, walaupun kandungan nutrisinya sangat baik. Susu ini banyak
mengandung asam-asam lemak dan vitamin A, E, dan F. Kandungan berbagai zat
tersebut menyebabkan adanya kepercayaan bahwa mengonsumsi susu keledai mampu
menghaluskan kulit. Selain itu, susu keledai juga dipercaya dapat mengobati
penyakit; di antaranya keracunan, terkena gigitan ular, sakit persendian, dan
masuk angin.
Susu unta banyak dikonsumsi orang yang
berada di jazirah Arab dan daerah Afrika. Seperti diketahui unta memang hewan
yang banyak terdapat di daerah tersebut. Menurut Nancy Abdurahman, seorang
pengusaha peternakan unta, rasa susu unta agak aneh dan berbeda dibandingkan
dengan rasa susu sapi. Susu unta rasanya agak asin, memiliki komposisi
kandungan kimia berbeda dan kandungan lemaknya rendah.
Susu unta banyak mengandung vitamin C
dan mineral. Susu ini tidak tahan lama sehingga di Saudi Arabia sendiri agak
sulit menjumpai susu unta di toko-toko. Biasanya susu unta banyak dijual di
peternakan-peternakan unta.
Susu yak mungkin agak asing bagi orang
Indonesia. Yak merupakan hewan sejenis sapi, tetapi memiliki bulu yang sangat
tebal. Yak banyak terdapat di wilayah sekitar Himalaya seperti Tibet dan
Mongolia. Oleh karena itu, susu yak banyak dikonsumsi oleh orang-orang di
wilayah tersebut.
Konsumsi susu dan produk olahannya di
Indonesia
Konsumsi susu dan produk olahannya di
Indonesia sangat rendah jika dibandingkan dengan di negara maju. Bahkan sebuah
survei yang dilakukan oleh perusahaan riset global Canadean (2004) menunjukkan
konsumsi susu sapi segar di Indonesia termasuk paling rendah di Asia. Menurut
Isnandar; direktur sebuah perusahaan produsen susu, konsumsi susu di Indonesia
rata-rata sebanyak 7 l per orang dalam setahun. Adapun konsumsi susu di
Malaysia, Thailand, dan Singapura rata-rata secara berurutan 20, 30, dan 30 l
per orang dalam setahun. Rendahnya konsumsi susu di Indonesia disebabkan oleh
beberapa faktor.
Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
menyebabkan daya beli masyarakat terhadap susu dan produk olahannya lebih
rendah dibandingkan dengan negara maju. Selain itu, faktor kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya mengonsumsi susu terutama bagi usia pertumbuhan, ibu
hamil, dan menyusui turut memicu hal tersebut.
Di Indonesia, kebiasaan minum susu
setiap hari hanya berlangsung sampai anak berusia 5 tahun atau bahkan ada yang
hanya sampai 2 tahun saja. Setelah melewati usia tersebut, mengonsumsi susu
biasanya dihentikan, atau hanya dilakukan sewaktu-waktu saja.
0 komentar:
Post a Comment