Sudah sejak lahir, kondisi Samaa abnormal. Pembuluh darah yang mengalir ke jantungnya terhubung dengan cara yang salah. Harusnya, pembuluh darah itu membawa darah beroksigen dari paru-paru ke sisi kiri jantung. Yang terjadi, justru sebaliknya.
Samaa dibuat mati suri. Caranya, dokter meletakkan kantung berisi es di sekeliling kepala bayi itu–darahnya didinginkan dari suhu normal, 37 derajat Celcius, menjadi 18 derajat menggunakan mesin bypass jantung dan paru-paru.
Bayi Ini Dibekukan Sampai Mati Agar Selamat
Pembuluh darah yang mengalir ke jantungnya terhubung dengan cara yang salah.
Senin, 18 Oktober 2010, 06:27 WIB
Elin Yunita Kristanti
Tak hanya itu, para dokter nekat itu juga menghentikan detak jantungnya dengan cara menyuntikkan obat dan mematikan mesin bypass. Di titik ini, secara klinis, bayi Samaa telah meninggal dunia. Tubuhnya hampir sepenuhnya kehabisan darah.
Sementara itu, ahli bedah kardiotoraks Tain-Yen Hsia dan timnya harus bekerja melawan waktu. Jendela keselamatan maksimum (maximum window of safety) adalah 50 menit–sebelum jantung orok ini harus di-restart untuk mencegah kerusakan pada otak dan organ dalam.
Untungnya, Samaa tak harus menunggu 50 menit untuk hidup kembali. Dokter berhasil membawanya kembali ke dunia dalam waktu 23 menit.
Setelah mesin dihidupkan, darah hangat langsung terpompa dan mengembalikan suhu tubuhnya ke titik normal, 37 derajat Celcius. Jantung mungil itu pun kembali berdetak.
Mengapa Samaa harus dibekukan? Menurut Dokter Hsia, tim medis harus melakukan operasi mikro. Sebab, mereka berurusan dengan pembuluh darah yang setipis kertas beras (rice paper). Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah membekukan tubuh dan menghentikan sirkulasi darah agar pasien masuk ke fase hipothermia.
“Ini seperti mencemplungkan bayi ke dalam seember air es. Saat menghentikan jantung, kami harus melakukan operasi secepatnya dengan tingkat presisi tinggi,” katanya. “Tidak ada ruang melakukan kesalahan sekecil apapun.
***
Lima bulan setelah operasi yang dramatis, Samaa telah sembuh total. Satu-satunya bekas operasi yang dimiliki bayi asal Finchley, London Utara ini, adalah bekas luka di dadanya. Ibunya, Roosina Ahmed (30) dengan haru menceritakan saat-saat terberat dalam hidupnya.
“Saat pertama anakku membuka matanya, tak terkira bahagia yang saya rasakan. Bayangkan, selama 20 menit ia terbaring dengan tubuh dingin, tanpa kehidupan,” kata Roosina seperti dimuat Daily Mail, Minggu, 17 Oktober 2010.
Perubahan drastis juga dialami Samaa pasca operasi. Jika sebelumnya ia bayi yang sangat lemah, bahkan untuk menangis sekalipun, kini dia gembul makan dan bermain tak kenal lelah.
0 komentar:
Post a Comment